Teater Anak

Saya bersyukur sempat beberapa kali diberikan kesempatan menjadi pemateri teater untuk anak2. Alhmdulillah berjalan lancar dan sukses.
Pertanyaannya dimanakah letak kesuksesaannya membangun teater untuk anak?
Jawabannya jelas, jadikan teater sebagai tempat yang menyenangkan bagi mereka untuk berkumpul dan belajar banyak hal. Jika fokusnya belajar teater ya sudah buat teater yang bisa menjadi hiburan. Minimal mereka sendiri terhibur terlebih dahulu. Mereka bisa saling mengevaluasi teman2nya, saling mengemukakan pendapat dan saling bekerja sama untuk memberikan pertunjukan yang terbaik. Meskipun pada akhirnya waktu pementasan berlangsung semua yang dilatihkan buyar, sebab mereka malu karena di tertawakan oleh temannya. Bagi saya hal ini tidak masalah, karena toh teater itu adalah proses.
Kemarin saya juga mendapatkan kado dari hasil workshop yang saya lakukan yaitu:
"Seorang guru berkata, saya bersyukur dan bahagia mas katanya, kenapa Buk tanya saya? Saya senang melihat anak itu sudah bisa tersenyum, sebab keluarganya sedang broken. Anak itu baru keluar sari Rumah sakit, habis di opname, sebab mama dan papanya mau pisah, karena papanya selingkuh. Owalah jawab saya dan hanya berbisk dalam hati. Saya jawab, tenang Buk, teater itu kadang bisa menjadi obat bagi anak2 yang mengalami keluarga broken". Hingga akhirnya proses berlanjut, si anak korban ortu broken itu bisa ngakak, dan bahkan bernyanyi, saya lihatvsi Ibu guru merekam penuh haru. Nah bagi saya hal begini salah satu yang paling penting tugas teater. Tidak melulu harus mengejar keindahan estetik untuk kesombongan sesaat. Memaksa si anak terkadang matang sebelum waktunya. Tapi pernahkah pelatih teater mengetahui masalah muridnya? Lantas bagaimana penyembuhannya dengan teater? Walau hanya satu jam iya tersembukan, bukankah itu lebih baik dari pada ia menanggung luka sepanjang hari. Akhirnya sampai acara workshop selesai dan mereka pentas dengan gumbira, saya biarkan walau tak seperfect waktu latihan.
Mereka menghampiri saya dan meminta maaf karena mereka kebanyakan guyon untuk menyembunyikan rasa malu. Bagi saya ini juga bonus, sebab mereka berani meminta maaf dan mengakui kesalahan. Hanya bisa bilang hey kalian itu tadi sudah hebat dan bagus banget. Yang penting kalo nanti diajak main teater lagi harus serius ya dan gak malu2 lagi. Siap pak jawab mereka serempak, dan satu anak bertanya selasa depan kami kesini lagi kan pak tanyanya? Iya jawab saya, sekakian aja kalian kuliah disini jawab saya, semuapun tertawa, dan untuk beberapa jam kami larut dalam suka cita. Hah hati saya lega, teater itu buatan manusia, tugasnya hanya untuk menghibur, jikapun dinilai sebagai ibadah, itupun hanya bonus dari Allah. Saya hanya bisa bersyukur, merekapun kembali pulang, saat mreka di atas bis kami saling melambaikan tangan, dan saya tetapenghibur mereka sambil berpantomime, dan membisikkan doa di dalam dada, semoga Tuhan menjadikan kalian generasi hebat dalam membela bangsa dan Negara Indonesia di masa depan amin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kritik aktor